Cemburu bukanlah selalu sifat tercela, didalamnya terkandung maksud Allah menjadikan sifat itu kepada manusia.
Beberapa maksud sifat cemburu paling tidak ada 3 yaitu adalah
- pertama sebagai ungkapan cinta seseorang kepada pasangannya,
- Kedua adalah muncul dalam bentuk ketidaksukaan atau marah bila pasangan seseorang diganggu kehormatan dan harga dirinya dan yang
- ketiga sebagai ungkapan tidak mau diduakan atau lepasnya perhatian pasangannya kepada yang lain.
Tiadanya rasa cemburu dapat disimpulkan adanya masalah terkait kualitas hubungan dari suatu pasangan. Nabi Saw menyampaikan bahwa dirinya juga manusia dan memiliki cemburu sebagaimana sabdanya :
Nabi Saw bersabda : Sesungguhnya Sa’ad adalah orang yang banyak cemburunya dengan aku dan aku Muhammad adalah lebih sangat cemburunya dengan Sa’ad sedang Allah adalah lebih cemburu lagi daripada aku yakni melihat hambanya hendak berbuat kemaksiatan (HR Bukhari Muslim).
Dari hadis itu disampaikan kecemburuan Rasulullah yang besar kepada Sa’ad dan begitupula sebaliknya Sa’ad kepada beliau. Dalam hadist itu disampaikan bahwa cemburunya Allah lebih besar dari itu. Pertanyaannya bagaimana cemburunya Allah? Dalam beberapa hal kecemburuan Allah tidaklah berbeda jauh yang dapat dibedakan dalam 3 ungkapan sebagai berikut:
Ungkapan cinta dan besarnya kasih sayang Allah kepada hambanya:
Ungkapan wujud besarnya cinta Allah adalah selalu menjaga hambaNya dari tipu daya dunia. Kepada hambanya itu Allah akan menganugerahi keshalehan dan difahamkan perkara agama, meminjamkan sifatnya yang lembut kepadanya, memberikan ketenangan dan diberi kekuatan agar hambanya dijauhkan dari maksiat serta akhir yang baik bagi dirinya (Khusnul Khotimah).
Ungkapan cinta sebagai bentuk ketidaksukaan atau kemarahan
Cemburunya Allah diungkapkan dengan ketidak sukaan atau kemarahan yang dapat dibagi 2 yaitu : pertama jika hambanya di zalimi, sehingga Allah mengharamkan yang keji berupa bahaya atau bencana terjadi pada hamba Nya itu.
Sabda Nabi Saw : Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku haramkan kezaliman bagi diriku, dan Aku jadikan kezhaliman itu haram pula bagi antara kalian, karena itu janganlah kalian saling menzalimi. (HR. Muslim).
Kedua, bila hambanya di puji sementara sesungguhnya pemilik pujian hanyalah Allah. Allah menyukai pujian, karenanya Allah tidak menyukai beralihnya pujian kepada selain diriNya dan dipakaikan pujian itu untuk hamba Nya karena kesombongannya.
Dari Abdullah bin Mas’ud ra,Nabi saw bersabda: Tidak seorang yang lebih cemburu dari Allah dan karena itu Allah mengharamkan semua yang keji lahir dan batin. Dan tiada seorang yang lebih senang dipuji daripada Allah karena itu Allah memuji Dzatnya sendiri (Bukhari Muslim)
Ungkapan tidak bisa diduakan
Ketahuilah Allah akan cemburu kepada hambanya dan menginginkan hambanya hanya disibukkan dengan Allah saja dan bertawakal kepadaNya, dengan kata lain Allah tidak mau diduakan. Maksud lainnya adalah Allah mencintai kalau hati seorang hamba terkait dengannya sendirian, ketika ia sedang dalam kondisi taat. Tetapi kadang hamba itu disibukkan oleh urusan dunia, maka Allah mengambil dunianya, agar ia kembali hanya disibukkan dengan Allah saja dan bertawakal kepadaNya.
Lihatlah Ibrahim As, saat mencintai Ismail, Allah mengambil Ismail dari tanganya. Dia memerintahkan kepadanya untuk disembelih. Ketika ia meletakkan pisau dileher Ismail, maka yang ada dihatinya adalah kecintaan kepada Allah Swt.
Lihatlah Yaqub As yang sangat mencintai Yusuf As, sehingga kecintaan terhadap Yusuf itu memenuhi semua kebutuhan hidup dan hatinya. Maka Allah mengambil Yusuf As selama 20 tahun, sehingga hatinya kembali dipenuhi cinta kepada Allah. Setelah itu, Diapun mengembalikan Yusuf padanya.
Dalam kitab Futuhul Ghaib, Sheikh Abdul Qadir Jailani menganjurkan agar seseorang hendaknya sadar untuk terus menjaga rongga hati agar sepenuhnya milik Allah. Selanjutnya dikatakan bahwa Hati adalah ibarat sebuah rumah dan sebuah rumah idealnya dihuni oleh satu orang saja tidak untuk dihuni 2 orang.
Firman Allah : Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).( Al-Ahzab : 4)
Jika hati dikawal oleh penghuni yang lain yaitu setan atau hawa nafsumu, maka hati itupun akan mengawal anggota badan lain untuk melakukan perbuatan yang tidak sesuai atau aib. Sebaliknya jika hati telah dibersihkan dari perkara-perkara tadi maka iman akan tumbuh subur dan diduduki oleh tauhid, iman dan ilmu Allah.
Wallahu a’lam