Sabda Nabi Saw : “Memandanglah keatas untuk perkara agamamu dan memandang kebawah untuk perkara duniamu”.
Artinya memandang keatas ditujukan kepada orang yang belajar agama atau menuntut ilmu. Dalam hal ini dianjurkan Nabi untuk tidak berpuas diri dan melihat ke orang yang diatasnya dalam menuntut ilmu terkait agama.
Namun sebaliknya dalam belajar perkara dunia yang hendaknya dapat memandang kebawah dan berpuas diri. Hal ini adalah cerminan agar selalu bersyukur terhadap karunia yang telah didapat dengan melihat masih banyak orang lain di bawah yang nasibnya belum tentu sebaik kita.
Rasulullah SAW bersabda: “Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” (Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy)
Sekalipun tiada berpuas diri menuntut ilmu, seseorang yang menuntut ilmu menyadari bahwa Ilmu yang diberikan Allah itu hanya sedikit tidak lebih dari setetes air dari luasnya samudera atau seperti air yang terambil dari paruh bangau yang melintas lautan yang luas. Karena itu orang berilmu butuh ketekunan untuk terus mencarinya.
Tuhan menyukai dengan seseorang yang walaupun ilmu yang diperolehnya sedikit, namun langsung dan konsisten sedikit demi sedikit diamalkan daripada seseorang yang mengharapkan untuk mendapatkan ilmu yang banyak, namun akhirnya menjadi kesulitan menjaganya dan akhirnya tidak kuasa diamalkan.
Sementara orang bersyukur meyakini bila dapat menafkahkan rezekinya lebih banyak di jalan Allah dan meminta wasilah Nabi Muhammad SAW, maka rezekinya akan bermanfaat bagi orang lain dan rezekinya dijanjikan Allah akan bertambah dan berkah bagi dirinya.
Hadis ini juga digunakan untuk menjadi pedoman atau sebagai tolok ukur bagi seseorang apakah pandai bersyukur atau penyabar. Orang yang pandai bersyukur dan sabar dijanjikan Allah akan selamat dan sebaliknya akan celaka.
Wallahu a’lam
.