Ini adalah kisah bahwa marah itu diperbolehkan selama itu ditujukan karena Allah dan dilakukan untuk membasmi kemungkaran.
Dikisahkan ada seorang melintasi sebatang pohon yang sedang dipuja-puja selayaknya disembah. Iapun marah melihat itu dan langsung mengambil kapak hendak menebang pohon itu.
Kemudian ia dihadapkan iblis yang menyerupai manusia dan berkata: “Mengapa engkau hendak menebangnya, pohon itu tidak menganggu dan membahayakan bagimu, karena itu jaganlah ditebang.
Pria itu tidak perduli dengan bujukan iblis itu, sehingga terjadilah perkelahian, iblispun kalah. Iblis lalu berkata: Hai kawan pulanglah, nanti aku beri 4 dirham setiap hari. Pria itupun tergoda: Benarkah ?. jawab Iblis : ya percayalah aku akan melakukannya..
Kemudian pria itu pulang kerumahnya, Setiap kali shalat tersingkap dibawah sajadahnya uang 4 dirham seperti yang dijanjikan iblis itu. Hal itu berlangsung selama 3 hari. Pada esok harinya iblis kemudian ingkar. Lalu marahlah ia pada iblis itu dan kembalilah ia ke pohon itu.
Saat mendekati pohon bertemulah ia dengan iblis yang menyerupai manusia itu dan bertanyalah ia: Mau kemanakah kawan ? jawab pria itu: Aku hendak menebang pohon ini. Iblis menghalangi sehingga terjadilah perkelahian, namun kali ini pria itu kalah telah tidak berdaya. Ia menjadi heran tiada habisnya karena awalnya dia menang dengan sangat mudah.
Jawab Iblis: Benar, diawal kamu mengalahkanku, karena didorong melakukan itu semata karena Allah karena melihat kemungkaran pada pohon ini, sedangkan yang kedua kamu marah karena aku tidak memberimu uang sehingga itulah kamu mudah dikalahkan.
Setan dengan puas lalu berkata : Segeralah kamu pulang, jangan ganggu kami dengan pohon ini dan bila tidak aku dapat membunuhmu. (Duratun Nasihin)
Wallahu a’lam
Perkara Hati 