Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia yaitu Siddiq, Amanah Tabligh dan Fathonah. Firman Allah : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab: 21)
SIDDIQ
Siddiq artinya benar, sedang sifat mustahillnya pembohong, penipu dan sebagainya. Siddiq tidak saja terkait pada perkara nyata, namun juga perkara-kara gaib. Siddiq merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan Rasul dalam membawakan wahyu dan agamanya. Firman Allah : dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.( An-Najm: 3-5)
AMANAH
Amanah artinya dapat dipercaya, sedang sifat mustahilnya adalah berlaku khianat terhadap orang yang memberinya amanah. Amanah telah ada pada diri Nabi Saw, jauh sebelum menjadi Nabi, sehingga beliau mendapat gelar ‘Al-Amin’ yang artinya ‘terpercaya’ dari penduduk Mekah.Dalam melaksanakan amanat Tuhan, Nabi Saw tidak pernah menggunakan kedudukannya sebagai Rasul atau sebagai pemimpin bangsa Arab untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan keluarganya.
Firman Allah : “Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A’raaf: 68).
TABLIGH
Tabligh artinya menyampaikan, sedang sifat mustahilnya adalah ‘kitman’ atau menyembunyikan wahyu. Segala firman Allah SWT yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Baginda, tidak ada yang disembunyikan. Ini juga termasuk dikala Allah menyindir beberapa perbuatan Nabi Saw yang tidak sesuai, maka sebagai seorang yang tabligh, Nabi Saw tetap menyampaikannya.
Firman Allah : Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu” (QS Al-Jin: 28).
FATHONAH
Fathonah artinya cerdas dan bijaksana, mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadis memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa. Nabi Saw harus mampu menjelaskan firman-firman Allah SWT kepada kaumnya sehingga mereka mau memeluk Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Wallahua’lam.