Imam Gazali dalam kitab Mauidzatul Mukminin menyatakan bahwa seseorang yang telah mempertimbangkan syarat batin ini adalah tingkatan yang lebih tinggi sebagai puasanya orang yang khusus dan khususnya khusus.
Bila puasa orang awam hanya menahan perut dan kemaluan, dan puasa orang khusus menjaga panca indera dan anggota badan dari dosa maka puasa khususnya khusus adalah telah mengikutkan hati dari orientasi yang rendah, pemikiran keduniaan dan menahan segala sesuatu yang untuk selain Allah.
Bila terkait syarat bathin ini, maka Imam Gazali membaginya kedalam 6 perkara yaitu:
1. Menjaga pandangan
Memejamkan mata dan menahan dari leluasanya pandangan kepada sesuatu yang tercela dan dibenci atau segala sesuatu yang menyebabkan kelalaian hati serta lengahnya dari berzikir atau ingat kepada Allah.
2. Menjaga Lidah
Menjaga lidah dari senda gurau yang tiada berguna, berdusta, mengumpat, mengadu domba, perkataan kotor, caci maki, permusuhan dan pamer.
3. Menjaga pendengaran
Menahan pendengaran dari mendengar segala sesuatu yang dibenci, sebab segala sesuatu yang haram diucapkan, maka haram pula didengarkan. Oleh sebab itu oleh Allah dipersamakan antara mendengar yang demikian itu dengan makan sesuatu yang diharamkan.
Firman Allah : Orang-orang yang durhaka itu suka sekali mendengarkan dusta dan makan dosa (yang diharamkan) (Al Maidah:42)
4. Menahan anggauta Tubuh
Menahan anggaota tubuh yang lain-lain dari perbuatan dosa, baik dari tangan atau kaki dan dari segala yang dibenci. Demikian pula menahan perut dari hal-hal yang subhat diwaktu berbuka. Orang yang berpuasa namun kala berbuka makan makanan haram adalah seperti orang yang membangun istana, namun ia juga menghancurkan kota.
Sabda Nabi Saw : Banyak sekali orang yang berpuasa itu, tetapi tidak ada yang diperolehnya dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus saja.
5. Makan tidak berlebihan
Janganlah berlebihan makan kala berbuka, sekalipun makanan yang disajikan adalah halal. Sungguh tidak ada wadah yang dibenci Allah lebih dari pada perut yang terisi makanan penuh walau halal.
Sikap yang demikian juga menjadi aneh dikala siang hari dia mampu menahan diri dari kesyahwatannya terhadap makanan, namun kala berbuka dia makan dengan membabi buta. Sudah menjadi tradisi pula bila seseorang suka sekali menyimpan makanan yang beraneka ragam untuk keperluan berbuka di bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, usaha untuk memperlemah semangat setan, hendaklah makanan dikurangi, sebab barang siapa yang antara mata hati dan dadanya itu dijadikan sebagai tempat yang penuh makan, maka jelaslah bahwa ia tertutup dari mencapai alam malakut yang tinggi.
6. Saat berbuka hendaknya hati masih bergetar akan takutnya kepada Allah.
Hatinya dipenuhi rasa takut apakah amalan puasa yang dilakukan siang itu diterima Allah. Dirinya selalu berharap amalannya diterima sehingga upaya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah menjadi terbuka. Hendaknya perasaan seseorang harus tetap ada akan takutnya pahala ditolak dari setiap ibadah yang dilakukan.
Wallahu a’lam