ita sering terbolak balik menilai tiga kata tersebut. Dikala kita tertimba musibah secara cepat kita menilainya bahwa Allah sedang mengujinya, padahal belum tentu bisa jadi itu hanya teguran karena kesalahan diri sendiri semata.
Begitu juga kita secara mudah menilai suatu musibah yang datang sebagai azab Allah kepada hambaNya, padahal itu bisa jadi sebagai teguran dan ujian Allah agar orang beriman itu tetap pada keimanannya.
Baiklah kita telusuri makna ketiga kata tersebut satu persatu:
Ujian
Ujian kerap diberikan berupa kesulitan maupun kesenangan, kebaikan maupun keburukan. Allah memberikan ujian kepada manusia dengαn tujuan menguji siapa hambaNya yang bersyukur atas ujian nikmat yang diperoleh & siapa yang bersabar atas kesulitan yang menimpanya, agar diketahui siapa diantara hambaNya yang paling baik amalnya.
Firman Allah: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” [QS Al Kahfi: 7]
Ujian keburukan untuk mengetahui ketegaran dan keyakinan kepada Rabbnya, adapun ujian berupa kesenangan ternyata lebih sulit dan hanya sedikit sekali yang mampu bersabar dengan kekayaan, kekuasaan, kesehatan dan keleluasaan. Ujian ini membutuhkan keluasan ilmu dan kedalaman iman. Karena semestinya orang yang beriman harus tetap pada keyakinannya baik dalam susah maupun senang.
Sabda nabi Saw : “Senantiasa cobaan itu datang menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa ada satupun dosa pada dirinya.” [HR At Tirmidzi)
Musibah
Musibah secara bahasa identik dengan teguran atau peringatan yαng sudah menjadi ketentuan Allah terjadi karena kesalahan yang kita perbuat. Apabila Allah menghendaki kebaikan maka Allah menyegerakan hukuman, ditegur didunia sehingga ia menjadi lebih baik & suci dari dosa, tapi apabila Allah tidak mencintai hambaNya,ia akan tunda hukumannya akibat dari perbuatan dosa2nya dan akan ditunaikan di akhirat kelak.
Firman Allah : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” [QS An Nisa`: 79]
Firman Allah : Apa saja musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan kalian sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan itu).” [QS Asy Syura: 30]
Diberikan musibah bagi orang beriman hendaknya disyukuri karena itu merupakan sarana untuk introspeksi agar orang beriman tetap pada jalurnya tidak melenceng dari perbuatan maksiat. Allah melindungi orang beriman untuk tidak menjadi munafik dengan memberikan teguran tersebut.
AZAB
Adapun azab Allah berikan kepada orαng-orang kafir baik di dunia maupun akhirat berupa musibah & azab di dunia sementara azab yαng lebih besar menanti di akhirat.
Zainudin MZ dalam ceramahnya secara berseloroh menyatakan bahwa azab bagi orang kafir yang ditimpakan di dunia itu laksana persekot atau DP dan cash nya nanti diterimanya di akhirat.
Firman Allah : “Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As Sajdah : 21)
Firman Allah : Orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” [QS Ar Ra’du: 31]
Kesimpulan hal tersebut diatas bahwa 3 kata itu punya kaitan erat dengan siapa yang diuji. Secara mudah disampaikan bahwa ujian itu diberikan kepada orang beriman, sedangkan musibah diberikan kepada orang beriman namun karena khilaf dia melakukan juga kemaksiatan sehingga menjadikan dirinya munafik. Sementara azab itu hanya diberikan diberikan kepada orang kafir.
Wallahu a’lam