Makna Takholli-Tajalli-Tahalli terkait titik/noda dihati

 

11886995_1680955752134882_1323803578_n

Dosa bukanlah perkara jasmani semata, namun nyata efeknya ke ruhani. Mengerjakan dosa satu kali akan ada satu titik di hati dan kalau dalam sehari 1000 dosa maka akan ada 1000 titik dan hati akan menjadi hitam.

Bila tidak disadari dalam hitungan hari minggu bulan dan setahun tidak dilakukan pembersihan maka dosa semakin tebal dan akan menutupi hati sehingga sulit menerima kebenaran.

Firman Allah: Apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka (Almuthafifin : 14 )

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,:

“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” ( HR At-Tirmidzi)

Terkait dengan titik ini, ada huruf yang bentuknya sama namun di beri titik akan berbeda yatu kho dengan titik diatas, lalu jim dengan titik di bawah dan ha sama sekali tidak ada titik.  Dari huruf ini kita dapat menerangkan tasawuf untuk istilah dibawah ini yaitu :

1. Takholli ( تَخَلِّ )

2. Tajallii ( تَجَلِّ )

3. Tahalli ( تَحَلِّ )

Di dalam kalimat ( تَخَلِّ )takholli itu ada huruf Kho’ (خ ), huruf Kho’ itu titiknya di atas. Titik di atas itu ibarat dosa. Titik itu harus di tekan ke bawah menjadi huruf Jim ( ج ) ( تَجَلِّ tajalli), kalau sudah seperti huruf Jim berarti dosanya kalah. Tidak cukup itu harus sampai bersih sehingga menjadi huruf Ha’ ( تَحَلِّ tahalli). Dalam huruf Ha’ itu sudah tidak ada titiknya artinya sudah bersih dari dosa.

Jadi Takholli itu pembersihan, mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela dan Tahalli menghiasi diri dengan sift-sifat yang terpuji.

Cara cara pembersihan diri harus dengan melalui upaya yaitu untuk terus melakukan :

1. Sabiquu ila maghfiroh (berlomba-lomba menuju ampunan Alloh)

2. Fastabiqul Khoirot (berlomba-lomba menuju kebaikan)

Siapa yang menjadi pahlawan dari 2 perlombaan itu akan mendapat piala dari Alloh Ta’ala.

Apa artinya kalau di dunia ini di sanjung-sanjung oleh jutaan manusia tetapi di barzah jadi pesakitan. Apakah bisa jutaan manusia itu memberikan pertolongan? Oleh sebab itu jangan terlalu terpesona oleh kehidupan dunia ini.

Kalau dirinya sendiri tidak sungguh-sungguh akan berharap pada siapa? Apakah hanya berharap di Tahlil atau Kautsaran saja?

Seandainya amal sholeh itu bisa di kerjakan di sana orang-orang kafir tidak minta di kembalikan di dunia, cukup di kerjakan di sana. Adanya minta di kembalikan ke dunia karena tidak bisa di kerjakan di sana. Tempatnya ada di sini (dunia) tetapi di dunia terpesona oleh kehidupan yang fana. Di sini kita bangun dengan sangat baik tetap tidak bisa memiliki.

Hakikat manusia di dunia ini orang asing (ghorib) yang asli penduduk dunia itu jasmani sedangkan ruhani itu pendatang. Makanya kalau mati itu istilahnya sudah pulang karena memang ruhani itu bukan asli penduduk dunia, pulang ke Rohmatulloh. Dari Rohmatulloh, di dalam Rohmatulloh, kembali kepada Rohmatulloh. (Roh=Rohman, Roh=Rohim, Roh=Rohmat).

Lewat Shirotol Mustaqim itu nanti atau sekarang? Harus mulai sekarang tidak perlu menunggu waktu kalau sudah wafat. Saya (Sang Guru) syeh muchtarullah al mujtabaa yakin kalau amalnya ingin di terima oleh Alloh Ta’ala dan saya yakin kalau amalnya tidak ingin di tolak.

Bagaimana bisa lewat Shirotol Mustaqim kalau tidak mengetahui Shirotol Mustaqim? Kalau di jawab sudah tahu nyatanya waktu sholat minta di tunjukan Shirotol Mustaqim.

Firman Allah :  Ya Alloh tunjukan akan Shirotol Mustaqim.(Al fatehah:6)

Katanya Shiroothol Mustaqiim itu Islam. Katanya Shiroothol Mustaqiim itu Al Qur-an. AL Qur-an itu hidayah (petunjuk). Shiroth artinya Jalan. Jalan dengan petunjuk itu beda.

Kita tidak akan mampu kalau tidak lewat Nabi Muhammad SAW. Jadi Nabi Muhammad itu rohmat besar, suatu keberuntungan yang besar untuk kita. Bagaimana kalau Nabi Muhammad tidak lahir?

Walaupun begitu, banyak manusia yang jarang membaca sholawat. Membaca sholawat kalau ada maunya saja.

(Syeh Muchtarullah Almujtabaa).

(https://www.facebook.com/groups/sumberkegembiraan/permalink/1893750623993457/)

Wallahu a’lam

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.