Diri sepanjang siang dan malam pasti tidak terlepas dari dosa, karena itu biasakan untuk menjaga tobatnya paling tidak dalam sehari mengucapkan istighfar 100 kali. Sesuai tuntunan Rasulullah Saw :
Sabda Rasulullah Saw: Sesungguhnya hatiku kadang keruh, maka aku beristighfar dalam satu hari sebanyak seratus kali (HR Ahmad)
Jangan lantas memandang berat membaca istighfar 100 kali dalam sehari dan kemudian mengada-ngada, karena itu cukup dalam menegakkan perintah shalat. Karena sesungguhnya dalam diri melakukan ibadah shalat 5 waktu ditambah shalat sunatnya, diri sudah secara otomatis mengucapkan mohon ampun yang bila dihitung mencapai 100 kali. Inilah makna menjaga tobat dengan shalat.
Coba hitung sendiri dikala kita melaksanakan shalat dan rangkaiannya:
- wudhu, istighfar terbaca 3 x yaitu diawal, ditengah dan diakhir lalu
- Pada setiap rakaat shalat 5 waktu yang dianjurkan sesudah takbirotul ikhram,
- pada ruku,
- duduk diantara dua sujud dan
- sesudah tasyahud.
- Dan puncaknya setiap selesai shalat dianjurkan untuk mengawalinya dengan membaca istighfar beberapa kali.
Jadi beristighfar 100 kali tidak beratkan?.
Dengan melihat tuntunan Rasul itu, tidak pelak memohon ampun pada setiap muslim adalah sebagai kebutuhan dan jangan sekali-kali menunda-nundanya. Begitulah cara bertobat Rasulullulah Saw yang tetap melakukan tobat walaupun dirinya telah dijamin Allah atas dosanya yang lalu dan akan datang (maksum). Lalu bagaimana diri yang selalu tidak luput dari dosa?
Wallahu a’lam