Kunjungan ke kota Al Hariq adalah untuk menghadiri Festival jeruk yang diadakan setiap tahun dan kali ini berlangsung dari tanggal 3 sampai 13 Januari.
Perjalanan ke Al Hariq sekitar 2 ,5 jam untuk jarak 186 km dari Riyadh melalui jalan tol kearah selatan. Memasuki kota ditandai dengan lembah yang datar subur yang dikelilingi gunung batu vertikal. Sekilas al Hariq ini mirip Harau yang ada di Sumatera barat.
Kesuburan tanah Al Hariq berasal dari peristiwa kebakaran merunut dari arti kata Hariq yang terjadi 400 tahun lalu yang membakar pohon2 yang tidak berguna. Hasil bakaran ini menjadi kompos yang baik sesudahnya sehingga tanah menjadi subur ditanami.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah sebuah perkebunan jeruk milik orang terkaya di wilayah itu. Mengunjungi kebun jeruk dan memetik jeruk ini gratis dan perkebunan ini setiap hari menghasilkan ratusan kardus yang begitu saja dibagikan ke publik. Perkebunan di tata laksana taman dengan alur pejalan kaki yang nyaman untuk mengelilingi jeruk dan tempat istirahat duduk duduk santai menikmati pepohonan rindang.
Satu hal yang menarik bila pohon jeruk ternyata bisa didampingi pohon kurma yang menjadi pelindungnya sehingga pohon jeruk yang sensitif terhadap hama mendapatkan pelindung.
Pohon jeruk yang dihasilkan juga aneka macam dari model sunkist mandarin tangerin jeruk bali hingga limau dari yang kecil hingga yang berukuran besar.
Kedatangan kami disambut pemilik kebun yang menyajikan pula hidangan khas arab mulai nasi kabsah dengan daging unta sayuran dan sejenis bubur yang luar biasa enak. Akhir santapan pemilik kebun mengajak berkunjung ke kebun jeruk lainnya yang masih asli dengan sebelumnya diajak ke kemah untuk duduk santai minum kopi arab dan teh safron dan ada bakaran kayu untuk menghangatkan mengingat suhu masih cukup dingin.
Setelah dari perkebunan kami diajak mengunjungi pameran jeruk orange festival untuk melihat produk buah lokal daerah tersebut dipamerkan.
Perkara Hati 