Beda Al Quranul Karim, Hakim dan Majid

al-quran-1366x768

Pada awalnya saya suka bingung mengenai penamaan Al Quran dengan sebutan Al Quranul Karim, Al Quranul Hakim dan Al Quranul Majid.

Hal ini tampak dikala saya mengamati  edisi cetakan terdahulu Al Quran yang kerap saya jumpai dimana pada cover awal dihiasi logo kaligrafi yang terbaca al Quranul Karim dan pada cover penutup tertulis kaligrafi Al Quranul Hakim.

Setelah saya tanyakan pada ahlinya bahwa penamaan Al Quran ini adalah merujuk pada tingkatannya yaitu:

  • Al Quranul Karim yang berujud kitab secara fisik berupa bacaan dan tulisan dan yang sering di baca dengan 114 surat dengan 6236 ayat .
  • Sedangkan Al Quranul Hakim adalah yang menjadi cerminan dari apa yang tersurat atau ayat ayat Hikmah atas kejadian manusia, makhluk dan segala ciptaanNya yang ada dilangit dan di Bumi terutama untuk ayat-ayat yang berupa  kisah-kisah, hikayat dan perumpamaan agar manusia dapat mengambil pelajaran (itibar).
  • Al Quranul Majid adalah Al Quran yang tersimpan di Arasy atau di Lauhil Mahfudz yang mensyiratkan bahwa Al-Quran akan selalu terjaga keasliannya sampai kapanpun.

Firman Allah: Dan sesungguhnya Al Quran dalam induk kitab (Lauh Mahfudz) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah (Az Zukhruf:4)

Wallahu a’lam

2 Comments Add yours

  1. Nur Ani says:

    Assalamu’alaikum Wr.Wb..

    Al QURAN ada 4 perkara;

    1. Al Quranul MAJID
    2. Al Quranul KARIM
    3. Al Quranul HAKIM
    4. Al Quranul ADZIM

    1. Al Quranul MAJID :
    Itu cocok benar dengan barangnya, yaitu Al Quranul Majid, artinya Al Qur’an yang ada tulisannya, karena terbukti ada hurufnya, yang umum suka di baca oleh semua kaum Islam.

    2. Al Qur’anul KARIM :
    Artinya Al Quran yang MULIA, setegasnya yang namanya Al Quranul Karim itu buktinya TANGAN, berkat jari jemarinya, jadi setegasnya yang menulis adalah tangan dan jari jemari, karena jalan itu tulisan (huruf-huruf Al Qur’an) berasal dari tangan dan jari-jemari yang menulis, jadi kalau begitu sebenarnya yang mulia itu adalah TANGAN BESERTA JARI JEMARI yang mula-mula menulis Al Quran itu, coba pikirkan siapakah yang mula-mula mengadakan Al Quran itu?.. Masa tidak dapat di mengerti, itulah sebenarnya yang Mulia.

    3. Al Qur’anul HAKIM
    Artinya Al Quran yang AGUNG, buktinya adalah PENGLIHATAN, karena tangan beserta jari jemarinya tidak akan bisa menulis kalau tidak ada penglihatan. Jadi setegasnya yang Agung adalah PENGLIHATANNYA, yang mula-mula mengadakan Al Quran itu.

    4. Al Quranul ADZIM
    Artinya Al Quran yang SUCI dan KEKAL, yaitu buktinya HIDUP, karena Penglihatan, Tangan serta Jari-Jemari tidak akan bisa menjadikan apa-apa kalau tidak ada Hidupnya, jadi setegasnya yang Suci dan yang Kekal adalah HIDUPNYA yang mula-mula mengadakan Al Quran itu.

    Oleh karena itu kita sekarang mengaji, kalau ingin sampai kepada sucinya dan kalau ingin sampai ke sempurna. Al Quran yang empat (4) perkara itu harus dibaca dan dikaji semuanya, pertama-tama kita harus mau membaca Al Qurnul Majid, yaitu AL QURAN MAJAJI, yang ada tulisannya/yang ada hurufnya, itu adalah bagian ILMU SAREAT, setelah dibaca harus terus dikaji, yaitu harus diartikan maksudnya, setelah dapat dimengerti maksudnya, segeralah cari dan kerjakan TAREKATNYA, supaya terasa, sebab AL QURANUL MAJID itu adalah petunjuk jalan untuk mengetahui kepada Allah dan Rasulullah. Jalannya tidak ada lain kecuali dengan Tarekat, yaitu dengan AL QURANUL KARIM, artinya harus mau mengkaji, PEKERJAAN TANGAN (segala pekerjaan yang dilakukan oleh tangan) begitu pula jari jemari kita, yang sekiranya akan sampai kepada Allah dan Rasulullah, karena Allah Ta’ala telah memberi tangan dan jari-jemari kepada manusia, bukan untuk sekedar dipakai menjadikan barang-barang dunia yang terkena rusak saja, tetapi harus dipakai pula untuk menjadikan jalan untuk mengetahui kepada Allah dan Rasulullah, supaya tangan dan jari-jemari kita menjadi mulia.
    Dari AL QURANUL KARIM harus naik lagi kepada AL QURANUL HAKIM yaitu bagian ILMU HAKEKAT, yaitu kita harus mau mengkaji pekerjaan penglihatan kita, yang sekiranya bakal HAKIM (mengetahui) kepada barang kekal, yaitu kepada hakekatnya ALLAH dan MUHAMMAD, karena Allah Ta’ala memberi tajamnya penglihatan kepada manusia, bukan hanya sekedar untuk dipakai melihat kepada barang-barang yang baru saja, yang bisa terkena rusak namun harus pula dipakai mengetahui HAKEKATNYA ALLAH dan RASULULLAH disebut dengan AL QURANUL ADZIM yaitu Al Quran yang kekal HIDUP, bibit dari pada tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit beserta isinya. Nah dari sanalah kita juga asalnya, jadi setegasnya yang namanya Ma’rifat Kepada Allah, yaitu yang sudah mengetahui dibarengi dengan keyakinan kepada Hakekatnya ALLAH dan MUHAMMAD, tegasnya yang disebut dengan JOHAR AWAL.
    Namun hati-hati jangan sampai keliru, menetapkan Johar Awal itu kepada terangnya sinar matahari yang dapat dilihat oleh mata kepala kita. Kalau Johar Pirid namanya, bagian Swarga Loka (Dewa), tempatnya di Puncak Gunung Himalaya. Perkara Johar Awal yang sejati, yaitu yang disebut pula dengan Johar Latif tegasnya Go’ib, tidak bisa terlihat oleh mata kepala, sesuai dengan dalilnya yang berbunyi begini :
    “Bu’yalullahi ta’ala fi-dunya bi-laenil qaibi”
    Artinya: ”Melihat hakekatnya Allah Ta’ala di dunia dengan tajamnya penglihatan mata hati, tegasnya dengan; HAKEKATNYA RASULULLAH”

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb…

    1. mahendraza says:

      terima kasih masukannya

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.